Selasa, 25 November 2014

Pemimpin Kharismatik

Taktik Menjadi Pemimpin Kharismatik

JFK-Sukarno
Seorang pemimpin kharismatik sudah pasti disenangi, dipercaya dan selalu di jadikan panutan. Orang akan selalu tertarik untuk berada di dekatnya karena dia mampu memberikan ketentraman dan kepercayaan diri. Seorang pemimpin kharismatik itu mampu menumbuhkan semangat yang loyo. Orang akan betah berlama-lama berdiskusi dan meminta masukkan darinya. Seorang pemimpin kharismatik itu tidak akan pernah ditinggalkan anggotanya. Orang justru akan memberikan apapun yang ada untuk kepentingan sang pemimpin.

Ada satu kesamaan diantara para pemimpin kharismatik, yakni mereka mendapatkan daya pengaruh karena kerelaan orang untuk mengakui, menyukai dan menghormatinya. Pemimpin kharismatik bukan orang yang mendapat pengaruh karena kekayaan, keturunan dan jabatan, tetapi karena kesepakatan pengakuan dari orang lain. Sekarang siapa yang tidak setuju bila kita bilang bahwa Soekarno dan Hatta adalah pemimpin kharismatik? Sudah pasti semua berpendapat setuju.
Bila anda bercita-cita menjadi pemimpin di bidang apapun itu maka Anda seharusnya punya pesona ini sehingga Anda akan mudah mengarahkan sumber daya organisasi untuk mencapai target dan tujuan. Kabar baiknya, kharisma itu ternyata bisa dipelajari dan dipraktekkan. Prof. John Antonakis dari University of Lausanne menjelaskan beberapa taktik untuk menjadi seorang pemimpin kharismatik.

Pertama, pemimpin kharismatik harus paham betul bagaimana menyampaikan pesan kepada para anggotanya agar diingat dan menghujam kedalam memori mereka. Oleh karena itu, pemimpin kharismatik akan selalu menggunakan taktik pemilihan kata, perbandingan kata, analogi atau kadang bercerita dengan anekdot tertentu dalam menyampaikan pesannya.
Membaca taktik tersebut saya agak heran dan terkejut. Kita jarang sekali menemukan pemimpin yang mampu memberikan kata-kata dengan perbandingan dan perumpaan tertentu karena cenderung dapat dianggap berlebihan. Apalagi para manajer perusahaan sekarang ini sedikit sekali yang tertarik dan berkeinginan mempelajari teknik orasi. Namun, hasil penelitian ini tidak ada salahnya bila kita praktekkan. Sederhananya, sampaikalah pesan agar orang lain mengerti dan ingat urgensi dari pesan tersebut.

Kedua, pemimpin kharismatik harus mampu membuat para anggotanya merasa memiliki dan terlibat untuk melakukan apa saja yang disampaikan oleh sang pemimpin. Mereka mampu membuat para anggota merasa ikut bertanggung jawab terhadap sukses tidaknya pencapaian target. Oleh karena itu, pemimpin berkharisma akan selalau  menggunakan taktik pertanyaan retorika dan pengulangan kata saat menyampaikan pesan kepada para anggotanya.
Taktik kedua ini hampir sama dengan taktik pertama. Seorang pemimpin kharismatik harus mampu melibatkan tanggung jawab dari semua anggota lewat kemampuan retorika, misalkan, “kalau bukan kita siapa yang akan melakukannya?” atau “siapa yang hendak menggapainya bila bukan kita yang memulainya” dan lain sebagainya. Sang pemimpin akan selalu menyadarkan betapa semua harus dimulai dari dalam diri anggota karena semua hasil langsung dan tidak langsung adalah untuk kepentingan bersama.
Sementara itu, repetisi kata sangat efektif dalam membujuk orang lain untuk bertindak. Repetisi kata yang baik akan membuat orang ingat pesan yang disampaikan dan memberikan pesan mendalam buat para anggota. Teknik repetisi lebih detail dapat dibaca disini.

Ketiga, pemimpin kharismatik harus mampu menunjukkan integritas dan otoritas dihadapan para anggotanya. Ini sesuatu yang sudah pasti tentunya. Oleh karena itu, para pemimpin kharismatik akan selalu menggunakan taktik keyakinan moral, sentimen kelompok, harapan-harapan besar, dan berbicara penuh percaya diri dihadapan para anggotanya.
Taktik ketiga sangat mudah untuk dimengerti karena banyak contoh positif dan negatif bisa kita lihat dalam kehidupan ini. Betapa suatu kelompok begitu relanya melakukan suatu gerakan karena perasaan memiliki yang berlebihan terhadap organisasinya, keyakinan moral bahwa mereka melakukan sesuatu yang baik dan harapan untuk bisa hidup lebih baik.

Keempat, seorang pemimpin kharimastik harus memiliki keahlian dalam bahasa tubuh, intonasi kata yang tertata baik, sikap tubuh yang alami tidak dibuat-buat dan ekspresi wajah yang selalu mencerminkan ketulusan terhadap ucapan dan tindakannya.
Kalau taktik terakhir ini tidak perlu dijelaskan panjang lebar lagi. Sudah pasti semua paham karena seorang pemimpin berkharisma itu memiliki sikap terbuka dan mau dekat dengan para anggotanya.
Hasil pembelajaran diatas lebih jelas bisa dilihat di hbr.org dengan title “Learning Charisma” dalam format bahasa Inggris. Anda yang berminat membacanya bisa langsung mengunjungi websitenya.
Dengan membaca taktik diatas, kita simpulkan bahwa seorang pemimpin kharismatik itu memiliki kemampuan berkomunikasi verbal maupun non-verbal yang sangat baik. Satu paket lengkap sebenarya sudah pernah saya tulis di sini. Perihal teknik orasi Obama dan Ir. Soekarno.
Selama ini saya masih bingung apa yang membuat seseorang itu menjadi kharismatik. Rupanya kemampuan berkomunikasi menjadi salah satu syaratnya. Hasil penelitian diatas memberikan pembuktiannya. Sambil masih mencari-cari apakah memang benar demikian adanya? Ya sekali lagi. Kita coba saja dan lihat hasilnya.



Aturan 3x Repetisi untuk Melakukan Presentasi dan Orasi Kelas Dunia

Salah satu taktik pemimpin untuk membangun kharisma adalah memiliki ketrampilan berkomunikasi yang baik. Dengan komunikasi yang baik, pesan seorang pemimpin dapat mudah diingat dan menghujam kedalam memori para anggotanya. Dan untuk bisa menyampaikan pesan seperti ini maka teknik repetisi adalah kuncinya.

Salah satu teknik repetisi yang bisa digunakan untuk menyampaikan pesan dengan baik, lengkap dan mudah diingat adalah teknik pengulangan 3x repetisi. Kenapa ada aturan 3x repetisi? Sebab menurut penelitian Prof. George Miller, Manusia memiliki kesulitan untuk mempertahankan ingatan jangka pendek bila harus mengingat lebih dari tujuh sampai sembilan digit. Sesuatu itu akan mudah diingat dalam memori jangka pendek bila hanya terdiri dari tiga atau empat potongan informasi saja.
Coba deh. Saudara-saudara pasti bisa buktikan betapa sangat mudah untuk mengingat kata-kata berikut yang memenuhi aturan 3x:
Deklarasi Kemerdekaan AS:Life, liberty, and the pursuit of happiness
Semboyan Francis: “Liberty, equality, and fraternity”
Semboyan Olimpiade: “Citius, Altius, Fortius”
Julius Caesar: “Vini, Vidi, Vici”
Ki Hajar Dewantara: “Ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani”
Ustadz Yusuf Mansur: “Allah dulu, Allah Lagi, Allah Terus”

Aturan pengulangan 3x juga akan sangat efektif bila diterapkan dalam Presentasi. Sang Maestro mendiang Steve Jobs selalu menggunakan aturan ini dalam melakukan presentasi. Contoh pada presentasinya di tahun 2007 saat memperkenalkan iPhone. Steve jobs melakukan perkenalan iPhone itu sebagai gabungan 3 produk revolusioner : “iPod, Phone dan Internet”. Kata-kata itu terus dia ulang-ulang 3 kali sampai para audiens memahami bahwa itu semua terwakili dalam satu alat yakni iPhone.
 dsc_0165

Dan kalau Anda rajin mengikuti presentasi sang maestro pemasaran dan teknologi ini, mendiang Steve Jobs sepertinya sangat menyukai untuk menggunakan aturan 3x di setiap slide presentasinya. Coba perhatikan presentasi lainnya saat dia memperkenalkan Ipad sebagai perbaduan antara smartphone dan laptop
steve-jobs-introduces-the-ipad
Demikian seterusnya. Aturan 3x selalu konsisten dia lakukan.

steve_jobs_march2011
Kemudian dalam hal orasi, Steve Jobs pun selalu konsisten menggunakan aturan 3 x repetisi. Contoh pada Juni 2005, Steve Jobs menyampaikan orasi di depan para Mahasiswa Lulusan Universitas Stanford dengan tetap konsisten menggunakan aturan 3x repetisi:
 “Today I want to tell you three stories.(1) The first story is about connecting the dots. (2) My second story is about love and loss. (3) My third story is about death.“
“… [1] don’t waste it living someone else’s life. [2] Don’t be trapped by dogma – which is living with the results of other people’s thinking. [3] Don’t let the noise of others’ opinions drown out your own inner voice.”

Tidak mau kalah, President Amerika Serikat Obama juga menggunakan teknik pengulangan 3x, contohnya:
“We want our children to live in an America, (1) that isn’t burdened by debt, (2) that isn’t weakened up by inequality, (3) that isn’t threatened by the destructive power of a warming planet (paragraf 18 Pidato Kemenangan Obama 7 November 2012).”
Kegaguman, salut dan rasa bangga saya justru buat Pahlawan Nasional dan Salah Satu Proklamator kita, mendiang Ir. Soekarno. Tidak banyak yang menyimak mungkin. Beliau pun selalu menggunakan teknik orasi tingkat dunia dengan pengulangan 3x. Coba simak cuplikan orasinya berikut:
“Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa (1) kekuasaan seorang presiden sekalipun ada batasnya. Karena (2) kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya adalah (3) kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.”

“(1) Ditengah-tengah nyalanya api, (2) ditengah-tengah menggeledeknya meriam, (3) ditengah-tengah menghebatnya kekacauan, kita harus menjalankan, memperlengkapi, menyempurnakan pemerintahan kita.” (potongan pidato Ir. Soekarno 17 Agustus 1946: Sekali Merdeka Tetap Merdeka).”
Lebih dahsyat lagi. Cara ini pun beliau gunakan saat melakukan orasi di depan Dunia Internasional:
“…(1) Kami berhak untuk didengar, (2) Kami bukannya barang dagangan, (3) Kami adalah bangsa yang hidup dan perkasa yang mempunyai peranan dan mesti memberi sumbangan kepada dunia…(potongan pidato Ir. Soekarno Dimuka Sidang Umum P.B.B. ke – XV, 1960)”

“…(1) Tak seorang mahlukpun berhak menggunakan hak prerogatif Tuhan Yang Maha Kuasa. (2) Tidak seorangpun berhak menggunakan bom hidrogen. (3) Tidak satu bangsa pun berhak menjadi sebab hancurnya bangsa bangsa lainnya…(potongan pidato Ir. Soekarno Dimuka Sidang Umum P.B.B. ke – XV, 1960)”

Kesimpulannya, kita pun bisa mencoba menggunakan teknik ini manakala ada kesempatan untuk melakukan presentasi atau orasi biar berkelas dunia. Mari kita coba teman-teman. Semoga ini (1) bisa dipahami, (2) bisa diingat dan (3) bisa dipraktekkan. Nah. Saya pun sudah menggunakan aturan 3x repetisi kan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar