Mengapa guru harus mempunyai kewajiban untuk
mendoakan peserta didiknya?. Ada dua alasan penting yang sangat
mendasar, yaitu: (1) sebagai wujud rasa simpati dan empati
guru terhadap peserta didik, apalagi jika peserta didik itu bermasalah.
Jika tidak cukup dengan “terapi kognitif”, maka doa guru bisa sebagai
“terapi bathiniah”, yang kekuatannya jauh melampaui kemampuan manusia,
(2) adanya fadilah dan keutamaan berdoa yang begitu tinggi. Dengan doa
guru yang dilakukan secara kontinyu dan konsisten, maka ilmu yang
diperoleh peserta didik akan tertanam begitu dalam, baik kualitas maupun
kualitasnya. Hal ini karena Allah SWT yang menguasai segala ilmu dan
menanamkan benih-benih ilmu kepada hambaNya.
Dalam ajaran agama Islam, secara tegas sudah dinyatakan tentang manfaat berdoa, yaitu manfaat pertama, untuk menunjukkan keagungan Allah SWT kepada hamba-hambaNya yang lemah. Dengan doa, seorang hamba menyadari bahwa hanya Allah SWT yang memberinya nikmat, menerima taubat, yang memperkenankan doa-doanya. Allah SWT berfirman: …atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepadaNya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingatiNya (QS. An Naml:62).
Tak ada satupun anugerah yang bisa diberikan kecuali oleh Allah SWT, Yang Maha Pemberi, yang membuka pintu harapan bagi hamba-hambaNya yang berdosa sehingga sang hamba tidak dihadapkan pada keputusasaan. Bukankah Allah SWT berjanji akan selalu mengabulkan doa hamba-hambaNya? “Berdoalah kepadaKu, niscaya akan Kuperkenankan bagimu”. (QS. Ghafir:60).
Manfaat kedua, yaitu doa mengajari kita semua agar merasa malu kepada Allah SWT. Jika kita tahu bahwa Allah SWT akan mengabulkan doa-doanya, maka tentu saja kita akan malu untuk mengingkari nikmat-nikmatNya. Bahkan manakala manusia sudah berada dalam puncak keimanan yang kuat sekalipun, maka kita akan lebih dekat lagi (taqarrub) untuk mensyukuri nikmatNya.
Berkaitan dengan perlunya seorang guru untuk mendoakan peserta didik serta relevansinya dengan manfaat berdoa dalam ajaran Islam. Ada beberapa harapan dan doa guru yang perlu diketahui dan dipahami oleh peserta didik antara lain: pertama, bahwa kami sebagai guru sesungguhnya menyayangi dan mencintai kalian semua, karena kami diberikan sebuah amanah dari Allah SWT menjadi seorang guru yang bertugas untuk mengajar, mendidik, melatih dan membimbing peserta didik,
Kedua, tugas kami sebagai seorang guru tentu tidak ringan, karena “di tangan kami” kalian semua akan digembleng untuk menjadi generasi penerus yang lebih baik, sehingga bisa membangun bangsa dan negara serta agama kami di masa yang akan datang.
Ketiga, kami sebagai guru bukanlah manusia yang sempurna dalam semua hal. Hendaknya kalian semua melihat pada sisi kebaikan kami, dan jangan pernah meniru serta mencontoh apabila kami lupa, khilaf, dan berbuat kesalahan,
Keempat, kami sebagai guru percaya dan yakin bahwa peserta didik kami tercinta adalah insan pendidikan yang ingin sukses kelak di masa yang akan datang. Jadi kami punya keyakinan kalian akan menjadi peserta didik yang baik, tekun, rajin, dan jujur. Kami para guru tidak pernah putus asa berdoa untuk kebaikan dan kesejahteraan kalian. Semoga kalian menjadi manusia unggul, sopan, berakhlak mulia, jujur, dan sukses. Itu yang menjadi harapan dan cita-cita kami.
Kelima, Jika nanti kalian sudah sukses dan berhasil, kalian boleh melupakan kami, tapi jangan pernah sekali-kali melupakan ibu dan bapak kalian (orang tua kandung), dimana darah daging mereka menempel di tubuh kalian. Sayangi mereka dan bahagiakan mereka.
Keenam, Jika nanti Allah SWT mempertemukan kita kembali, kami ingin bertemu kalian di masa depan dalam keadaan berbahagia dan sejahtera, dan kalian tetap menghormati dan menyayangi kami semua yang pernah menjadi bagian dari perjalanan hidup kalian.
Oleh karena itu, penulis mengajak semua guru untuk kembali mendoakan para peserta didik, SELAIN melaksanakan tugas, tanggung jawab dan kewajiban sehari-hari serta memberikan pelajaran yang sebaik-baiknya. Untuk segenap peserta didik, kami sebagai guru terus berdoa agar semua cita-cita, impian dan keinginan kalian semua bisa tercapai. Amiin ….
Dalam ajaran agama Islam, secara tegas sudah dinyatakan tentang manfaat berdoa, yaitu manfaat pertama, untuk menunjukkan keagungan Allah SWT kepada hamba-hambaNya yang lemah. Dengan doa, seorang hamba menyadari bahwa hanya Allah SWT yang memberinya nikmat, menerima taubat, yang memperkenankan doa-doanya. Allah SWT berfirman: …atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepadaNya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingatiNya (QS. An Naml:62).
Tak ada satupun anugerah yang bisa diberikan kecuali oleh Allah SWT, Yang Maha Pemberi, yang membuka pintu harapan bagi hamba-hambaNya yang berdosa sehingga sang hamba tidak dihadapkan pada keputusasaan. Bukankah Allah SWT berjanji akan selalu mengabulkan doa hamba-hambaNya? “Berdoalah kepadaKu, niscaya akan Kuperkenankan bagimu”. (QS. Ghafir:60).
Manfaat kedua, yaitu doa mengajari kita semua agar merasa malu kepada Allah SWT. Jika kita tahu bahwa Allah SWT akan mengabulkan doa-doanya, maka tentu saja kita akan malu untuk mengingkari nikmat-nikmatNya. Bahkan manakala manusia sudah berada dalam puncak keimanan yang kuat sekalipun, maka kita akan lebih dekat lagi (taqarrub) untuk mensyukuri nikmatNya.
Berkaitan dengan perlunya seorang guru untuk mendoakan peserta didik serta relevansinya dengan manfaat berdoa dalam ajaran Islam. Ada beberapa harapan dan doa guru yang perlu diketahui dan dipahami oleh peserta didik antara lain: pertama, bahwa kami sebagai guru sesungguhnya menyayangi dan mencintai kalian semua, karena kami diberikan sebuah amanah dari Allah SWT menjadi seorang guru yang bertugas untuk mengajar, mendidik, melatih dan membimbing peserta didik,
Kedua, tugas kami sebagai seorang guru tentu tidak ringan, karena “di tangan kami” kalian semua akan digembleng untuk menjadi generasi penerus yang lebih baik, sehingga bisa membangun bangsa dan negara serta agama kami di masa yang akan datang.
Ketiga, kami sebagai guru bukanlah manusia yang sempurna dalam semua hal. Hendaknya kalian semua melihat pada sisi kebaikan kami, dan jangan pernah meniru serta mencontoh apabila kami lupa, khilaf, dan berbuat kesalahan,
Keempat, kami sebagai guru percaya dan yakin bahwa peserta didik kami tercinta adalah insan pendidikan yang ingin sukses kelak di masa yang akan datang. Jadi kami punya keyakinan kalian akan menjadi peserta didik yang baik, tekun, rajin, dan jujur. Kami para guru tidak pernah putus asa berdoa untuk kebaikan dan kesejahteraan kalian. Semoga kalian menjadi manusia unggul, sopan, berakhlak mulia, jujur, dan sukses. Itu yang menjadi harapan dan cita-cita kami.
Kelima, Jika nanti kalian sudah sukses dan berhasil, kalian boleh melupakan kami, tapi jangan pernah sekali-kali melupakan ibu dan bapak kalian (orang tua kandung), dimana darah daging mereka menempel di tubuh kalian. Sayangi mereka dan bahagiakan mereka.
Keenam, Jika nanti Allah SWT mempertemukan kita kembali, kami ingin bertemu kalian di masa depan dalam keadaan berbahagia dan sejahtera, dan kalian tetap menghormati dan menyayangi kami semua yang pernah menjadi bagian dari perjalanan hidup kalian.
Oleh karena itu, penulis mengajak semua guru untuk kembali mendoakan para peserta didik, SELAIN melaksanakan tugas, tanggung jawab dan kewajiban sehari-hari serta memberikan pelajaran yang sebaik-baiknya. Untuk segenap peserta didik, kami sebagai guru terus berdoa agar semua cita-cita, impian dan keinginan kalian semua bisa tercapai. Amiin ….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar